Kimiawan: Bioetanol bahan bakar masa depan yang terbarukan

Sabtu, 05 September 2015

Bioetanol bahan bakar masa depan yang terbarukan

Bioetanol adalah salah satu bentuk energi terbaharui yang dapat diproduksi dari tumbuhan. Seiring dengan semakin besarnya penggunaan minyak bumi, maka bioetanol adalah alternatif yang paling menjanjikan untuk dikembangkan. Akan tetapi, pengembangan dari bioetanol ini cenderung setengah-setengah di Indonesia. Padahal, jika kita telisik lebih lanjut, negara ini sebenarnya memiliki banyak bahan baku untuk pembuatan bioetanol ini. Nah, sudah pada tahu belum mengenai bioetanol dan prospeknya sebagai bahan bakar alternatif? Yuk kita bahas sama-sama....


Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan tertentu, dimana bahan ini memiliki keunggulan spesial yaitu mampu menurunkan emisi gas karbon dioksida hingga sekitar 18 %. Di Indonesia, minyak bioethanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini. Tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung, jerami, bonggol jagung, dan kayu adalah tumbuhan yang sangat potensial untuk dijadikan bioetanol. Banyaknya variasi tumbuhan yang tersedia memungkinkan kita lebih leluasa memilih jenis yang sesuai dengan kondisi tanah yang ada.

Biaya produksi bioetanol tergolong murah karena sumber bahan bakunya merupakan limbah pertanian atau produk pertanian yang nilai ekonomisnya rendah serta berasal dari hasil pertanian budidaya tanaman pekarangan (hortikultura) yang dapat diambil dengan mudah. Dilihat dari proses produksinya juga relatif sederhana dan murah. Sebelum kita membahas tentang peranan bioetanol sebagai energi masa depan, alangkah baiknya jika kita coba flashback sejenak kebelakang mengenai etanol itu sendiri.

Mengutip dari wikipedia, pada dasarnya etanol itu diperoleh dari suatu bahan yang mengandung glukosa, yaitu sejenis gula sederhana, yang umumnya dibuat oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Glukosa tersebut nantinya difermentasi sehingga menghasilkan etanol. Bukan hanya glukosa saja yang bisa difermentasi, Gula lainnya seperti fruktosa juga dapat digunakan untuk fermentasi. 3 macam gula lainnya juga dapat difermentasi dengan memecahnya melalui hidrolisis menjadi molekul-molekul glukosa atau fruktosa. Amilum dan selulosa adalah molekul yang terdiri dari ikatan-ikatan glukosa. Sukrosa (atau gula tebu) merupakan molekul glukosa yang berikatan dengan molekul fruktosa. Energi untuk membuat fruktosa berasal dari metabolisme glukosa yang diperoleh dari fotosintesis (yang membutuhkan sinar matahari). Maka dari itu, sinar matahari jga menyediakan energi yang dihasilkan oleh fermentasi dari molekul-molekul ini.

Jika kita jabarkan bedasarkan proses reaksinya, secara sederhana fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah sebaagi berikut :

Glukosa (gula sederhana) dibuat oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis.
6 CO2 + 6 H2O + cahaya matahari → C6H12O6 + 6 O2
Dalam fermentasi etanol, glukosa akan dipecah menjadi etanol dan karbon dioksida.

C6H12O6 → 2 CH3CH2OH+ 2 CO2 + panas
(bentuk molekul etanol)

Etanol juga dapat diproduksi dari etena (etilena). Dengan penambahan air ke dalam etena maka akan mengubah etena menjadi etanol:
C2H4 + H2O → CH3CH2OH
Nah, itu dia proses sederhana pembuatan etanol. Lantas, bagaimana proses penerapannya sebagai energi alternatif?

Jadi seperti ini, ketika etanol dibakar (direaksikan dengan oksigen) maka akan dihasilkan karbon dioksida, air, dan panas:
CH3CH2OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O + panas
Setelah reaksi pembakaran digandakan (karena didapatkan 2 molekul etanol dari tiap molekul glukosa) dan ditambahkan 3 reaksi bersamaan, maka jumlah atom di sebelah kiri akan sama dengan jumlah atom di sebelah kanan pada persamaan tersebut, maka reaksi bersih dari produksi dan konsumsi etanol hanya berupa:
cahaya → panas

Panas yang dihasilkan dari pembakaran etanol digunakan untuk menggerakkan piston pada mesin.

Namun, penelitian masih terus dilakukan karena etanol sendiri memiliki beberapa kelemahan, semisal sifatnya yang higroskopis, mudah membuat korosi, dan pada musim dingin (temperatur rendah) membutuhkan kalor penguapan yang relatif tinggi. Akan tetapi para peneliti sangat optimis menjadikan etanol sebagai energi masa depan, karena kualitasnya jauh lebih baik dari pada bensin.

Nah, itu dia penjelasan sederhana mengenai etanol/ bioetanol (etanol yang dihasilkan dari tumbuhan) sebagai sumber energi alternatif masa depan yang terbarukan. Semoga bisa bermanfaat bagi kita senua.